KALAU CINTA PASTI KEMBALI

Di bawah sinar rembulan, wajahnya sungguh nampak nyata. Tergambar jelas dalam bayangan, tertuang dalam gumpalan awan yang datang. Wanita itu sungguh hebat. Ia selalu memancarkan sinar terang yang menyilaukan pandangan mata hati. Aku tak bisa lagi memandang. Dan semua terlihat putih, tak kulihat hitamnya barang sedikit. Aku tak sanggup melihat. Inikah CINTA.

Sudah lama istriku tak pulang. Aku menghawatirkan anak dalam kandungannya. Buah cintaku semakin merekah, bukan di hatinya tapi di rahimnya. Aku tak tahu, ini cinta atau nafsu. Yang penting aku ingin dia pulang. Karena ia masih meninggalkan sesuatu dalam hatiku. CINTA.
Percekcokan tak dapat dihindari. Emosi dari luapan cinta yang lebih, aku kira.
“Oh, jadi begitu? Kau ingin aku mengenakan gaun ini agar aku nampak seperti dia? Suaranya melengking memekakkan telinga.
“Maksudmu apa?” aku Tanya
“Wanita itu, orang yang dulu dekat denganmu, sebelum kita menikah. Ah!aku fikir kau memang benar mengagumi dan mencintainya, dulu dan sekarang.”
“Buang jauh fikiranmu yang kotor itu. Kau tak pernah mengerti hati lelaki memaknai kata cinta”
Angin malam, dingin. Sunyi. Berubah menjadi rindu. Merindukan kehangatan CINTA.
Malang, 12 Juli 2011
Moh. Haris Suhud

0 Comments