Menapak Tilasi Rangkaian Mimpi


tapak kaki
Ketika saya masih mondok di Assalam Bangilan, dengan tidak sengaja membaca buku "Sang Pemimpi" karya Andrea Hirata. Dari buku itu yang membuat saya berani bermimpi, 'santri pondokan boleh dong melanjutkan kuliah di kampus negeri'. Dan alhamdulillah keturutan. Jadilah mahasiswa di kampus Universitas Brawijaya Malang. 

Dlalah kersane Alah, saya masuk di Sastra Inggris, persis seperti yang saya inginkan. Sering-sering dicekoki bahasa sastra di kelas membuat saya punya impian lagi; nulis buku. Yaaa.. meskipun tidak dijual di toko buku, paling tidak dalam bentuk buku. Lagi-lagi impian saya itu dituruti sama pengeran. Saya akhirnya punya kumpulan cerita yang terangkum dalam buku "Bening Senja" dan "Sajak & Hikayat Sinta". Buku yang, saya akui tidak layak untuk dikonsumsi publik. Tapi bagaimanapun sudah cukup untuk memuaskan hati saya. 

Dengan hadirnya dua buku itu, kok saya semakin termotivasi nulis buku lagi. Tapi harapan saya kali ini lebih jauh. Semoga buku yang akan saya tulis ini dapat terpampang di toko buku. Bisa dibeli dan layak dibaca seperti buku-buku orang populer lainnya. Pasti sulit. Ya, sulit. Tapi jika dijalani pasti tidak sulit karena kenyataannya, sepanjang perjalanan hidup ini, saya sudah mengalami berdiri di sebuah tempat di mana sebelumnya tak pernah terbayangkan oleh pikiran saya. 

"Pekerjaan jika dihitung-hitung (dibayangkan saja) terasa banyak nan berat tapi kalau dikerjakan satu-satu jadi mudah," begitulah petuah Kiai Moehamin Tamam ketika saya nyantri pada beliau. 

Aminkanlah. Semoga impian saya yang belum tercapai ini segera diwujudkan sama ALLAH SWT. Ada dua sebenarnya, impian yang masih saya kejar saat ini; menulis novel dan menikahi kamu? (Yang terakhir adalah #kode)

0 Comments