Kebersihan Sebagian dari Cinta (Bagian 1)

Assalam Bangilan Tuban
Ilustrasi
Bangilan,  2003

Tak ada santri paling bersemangat membersihkan sampah di pondok ini. Tak ada santri yang hatinya diliputi rasa bahagia ketika mengerjakan pekerjaannya itu. Jadi, mari kita katakan Salim adalah santri paling menjunjung tinggi kata bijak ‘Annadhofatu minal iman’. Kebersihan adalah sebagian dari cinta, begitulah Salim mengartikan. 

Tanpa ada perintah dari asatidz atau tekanan dari pengurus OSPAM, ia rela jika harus membersihkan seluruh sudut pesantren.

Setiap sehabis ngaji ba’da subuh, Salim memakai baju terbaiknya, sarung paling bagus di antara yang ia punya, lebih indah daripada yang dikenakan ketika ngaji tadi.  Sudah siap, ia berangkat dan mengambil peralatan bersih-bersih; sapu, cikrak, dan lainnya.

Salim tak akan menghentikan pekerjaannya sebelum jam tujuh. Ada saja yang dikerjakan agar pondoknya ini tampak bersih sampai tak kalah dengan hotel bintang lima. Nyapu, memotong rumput, menyiram bunga dan tanaman ia lakukan semuanya. Kalau dia tahu hatimu kotor, pasti akan dibersihkan.

Melihat semangat Salim seperti ini seksi kebersihan OSPAM sejatinya sedih. Meskipun sudah dibagi-bagi dengan santri lain berdasarkan piket dan job desk, Salim tetap memangsa jatah teman-temannya. Sampai akhirnya, santri yang lain jengkel dan  merasa tak perlu turun tangan karena semuanya direbut sama Salim.

Sebab, Salim selalu merasa tidak puas dengan pekerjaan teman-temannya, yang sembarangan saja melakukan pekerjaan paling mulia ini. Salim tak ingin pondok ini menyisakan satu sampah pun.

Tahun kedua di pondok, Salim langsung direkrut menjadi anggota OSPAM. Jabatan yang didapat pun tak main-main. Dia langsung menjadi ketua Seksi Kebersihan. Biasanya yang menjabat posisi tersebut adalah santri kelas lima [setara kelas dua SMA umum] dan minimal tiga tahun tinggal di pondok ini.

Penunjukan Salim sebagai ketua kebersihan dipilih langsung oleh pimpinan pondok.  Hal ini dilakukan setelah beliau mendapat laporan mantan pengurus sebelumnya, yang mengatakan program dengan misi mendidik seluruh santri cinta kebersihan gagal total karena Salim. Jadi harapannya setelah Salim dijadikan ketua, ia berhenti bersih-bersih seluruh pondok sendirian. Sebagai ketua, ia hanya perlu memerintah santri-santri lain.

Tapi kenyataannya, kebiasaan Salim tak berhenti. Ia bahkan lebih semangat lagi. Nyapu, memotong rumput, menyiram bunga dan tanaman, ia lakukan semuanya. Kalau dia tahu hatimu kotor, pasti akan dibersihkan.

Bersambung...

0 Comments