PELAJARAN FILSAFAT KE-4

PARA FILOSOF ALAM


 
Tiga Filosof dari Miletus
1.       Thales
Filosof pertama yang kita kenal adalah Thales, yang berasal dari Miletus, sebuah koloni Yunani di Asia Kecil. Dia berkelana ke banyak negeri, termasuk Mesir, dimana dia dikatakan pernah menghitung tinggi sebuah piramida dengan mengukur bayangannya pada saat yang tepat ketika panjang bayangnnya sendiri sama dengan tinggi badannya. Dia juga dikisahkan pernah meramalkan secara tepat terjadinya gerhana matahari pada 585 SM.

Thales beranggaan bahwa sumber dari segala sesuatu adalah air. Kita tidak tahu pasti apa yang dimaksudkannya dengan itu, dia mungkin percaya bahwa seluruh kehidupan berasal dari air—dan seluruh kehidupan kembali ke air ketika sudah berakhir.


Selama perjalanannya di Mesir, dia pasti telah mengamati bagaimana tanaman mulai tumbuh begitu banjir Sungai Nil surut dari wilayah daratan di Delta Nil. Barangkalai dia juga mengamati bahwa katak dan cacing muncul di tempat-tempat yang baru di basahi hujan.

Besar kemunkinan bahwa Thales memikirkan cara air berubah menjadi es atau uap—dan kemudian berubah menjadi air kembali.

2.       Anaximander
Filosof berikutnya adalah Anaximander yang hidup di Miletus pada masa yang kira-kira sama dengan masa hidup Thales. Dia beranggapan bahwa dunia kita hanyalah salah satu dari banyak sekali dunia yang muncul dan sirna di dalam sesuatu yang disebutnya sebagai yang tak terbatas. Tidak begitu mudah untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan yang tak terbatas, tapi tampaknya jelas bahwa dia tidak sedang memikirkan suatu zat yang dikenal dengan cara seperti yang dibayangkan Thales.  Barangkali yang dimaksudkannya adalah bahwa zat yang merupakan sumber segala benda pastilah susuatu yang berbeda dari benda-benda yang diciptakannya. Karena semua benda ciptaan itu terbatas. sesuatu yang muncul sebelum dan sesuadah benda-benda tersebut pastilah “tak terbatas”. Jelas bahwa zat dasar itu tidak mungkin sesuatu yang sangat biasa seperti air.

3.       Anaximenes
Filosof ketiga dari Meletus adalah Anaximenes (kira-kira 570-526 SM). Dia beranggapan bahwa sumber dari segala sesuatu pastilah “udara” dan “uap”. Anaximenes tentu saja mengenal teori Thales menyangkut air.

Anaximenes beranggapan bahwa air adalah udara yang dipadatkan. Kita mengetahui bahwa ketika hujan turun, air diperas dari udara. Jika air dipers lebih keras lagi, ia menjadi tanah, pikirnya. Dia mengkin pernah melihat bagaimana tanah dan pasir terperas keluar dari es yang leleh. Dia juga beranggapan bahwa api adalah udara yang dijernihkan. Menurut Anaximenes, udara karenannya adalah asal usul tanah, air, dan api.

Tidak jauh berbeda jika dikatakan air adalah hasil dari tanah. Barangkali Anaximenes mengira bahwa tanah, udara, dan api semuanya dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan, tapi sumber dari segala sesuatu adalah udara atau uap.

NB. Masih ada beberapa para filosof alam yang belum dituliskan dalam pelajarn filsafat ke-4 ini, dan akan dituliskan pada lembar-lembar tulisan selanjutnya agar para pembaca tidak bingung terhadap ide-ide yang diperdebatan para filosof alam ini.
Referensi:
Gaarder, Jostein. 1991. Dunia Sophi. Terjemahan oleh Rahman Astuti. 2011. Bandung: Mizan


0 Comments