Bojonegoro- Jam telah menunjuk waktu tengah
malam. Semua orang sepertinya sudah
terlelap dalam tidur. Tapi suara tabuhan Jidor masih menggema hingga larut ini.
Deng…deng…deng…..
suara tabuhan mengiringi suara lengking vocalis menyanyikan lantutan sholawat
yang terdengar aneh. Sedikit berbeda dengan nyanyian sholawat modern yang ada
di kaset-kaset sholawatan sekarang. Cara melagukan sholawat dalam Jidoran lebih mirip dengan gending Jawa dari pada lagu-lagu dari Arab. Seni Jidoran mampu menghadirkan
suara merdu juga efek mistis.
Sudah menjadi kebiasaanku susah tidur malam. Aku
memutuskan untuk pergi ke sumber suara. Tepatnya di masjid, berjarak 500 meter
dari rumahku. Di sana, aku temui ada 15 orang. Semuanya sudah tua,
bergerombol di teras masjid. Tidak semua orang yang ada di situ ikut memainkan alat musik yang
mengalun malam itu, beberapa hanya sekedar jagong dan 8 sisanya sibuk dengan alat musik yang terbuat
dari kayu dan kulit. Alat musik tersebut berupa 3 terbang, 3 runtung (seperti terbang
tapi tidak ada tembaga sebagai suara trible), 1 kendang, dan 1 jidor (semacam
bedug, tapi lebih kecil).
Kesenian dengan peralatan tradisional
ini—tak ada satupun instrument musik dari elektronik—disebut dengan kesenian
sholawat Jidoran. Dimainkan oleh delapan orang, jika ada vocalis murni maka
menjadi sembilan. Tapi malam itu, vocalisnya sekalian menjadi penabuh jidor. Jidoran
adalah kesenian warisan budaya Jawa,
biasanya dimainkan untuk memperingati hari-hari besar agama Islam.
Banyak hal unik dalam kesenian musik
ini. Coba dengarkan lagu di bawah ini.
Lagu yang baru anda dengarkan berjudul
“Allah-Allahi”. Aku hanya merekam beberapa saat saja. Lagu tersebut sebenarnya
berdurasi 1 jam 15 menit. Durasi rata-rata satu lagu adalah satu jam, seperti halnya juga lagu yang berudul "Ya Mustopa Arang". Durasi panjang tersebut mereka mainkan tanpa jeda. Biasanya mereka baru bubaran
menjelang subuh.
Di bawah ini adalah videonya dengan judul "Allah-Allahi".
Yang membuat unik bukan hanya durasi
panjang pada setiap lagu, tapi juga suara vocalis yang mampu menghadirikan efek
mistis yang bisa buat merinding ketika mendengarkan.
Ketika aku tanya pada vocalis tentang
rahasia agar kuat menyanyi sepanjang malam,
“Ya, hanya baca Patekah (surat Fatihah), Mas.” begitu jawabnya.
Seseorang lagi menambahkan bahwa memang
sering ada hal-hal aneh ketika main Jidoran. Kadang dalam menabuh alat musik
itu serasa ada yang menggerakkan.
Menurutku Jidoran adalah kesenian musik
yang unik juga aneh. Vocalis mampu
menyanyi dalam waktu panjang dengan nada tinggi, padahal ia seorang perokok
berat. Menurutku benar-benar aneh.
Sekarang ini, kesenian Jidoran hanya
dimainkan oleh generasi tua. Tidak ada minat dari remaja untuk melanjutkannya.
Bisa jadi orang yang memainkan Jidoran malam itu adalah generasi terakhir, pewaris
kesenian Jawa, yang sangat unik dan indah itu.
0 Comments