Isi Surat

Kisah sebelumnya Surat dari Presiden
Kehadiran surat yang katanya dari Presiden membuat hari ini begitu terasa menegangkan. Di depan meja makan, saya yang hendak santap sarapan, surat yang disampaikan utusan presiden pagi-pagi buta tadi masih saya timang-timang di tangan, belum saya buka. 

Isi Surat
Pikiran saya ngglambyar ngalor-ngidul menduga-duga isi surat yang saya pegang. Saya teringat, beberapa hari ini saya membaca berita yang sedang ramai ditulis media massa, pemerintah sedang gencar memblokir website-website yang melanggar aturan. Situs teman saya yang sering menulis berita-berita heboh sedikit dibumbui fitnah kebohongan, sering mengkritik pemerintah, menjadi target pemblokiran tersebut. Selain itu, lebih mengerikan lagi, website teman saya yang satunya; seorang aktivis dakwah juga menjadi korban. 

Kemarin saya juga menulis posting tentang 'Celana Dalam Nabila JKT 69'. Saya jadi memiliki dugaan, apa mungkin surat dari presiden ini berisi peringatan terkait konten website pribadi saya itu? Tapi masak iya, karena tulisan iseng seperti itu saja, website saya jadi perhatian pemerintah?

Surat itu lantas saya letakkan di meja makan, sementara saya menyantap sarapan yang hampir dingin. 

Ponsel di saku kemudian tiba-tiba berdering, tangan kiri saya pun mengambil dan mata saya tertuju pada barisan angka di layar HP yang berpendar-pendar. Nomor tak terdaftar di kontak sedang memanggil. 

“Halo,”
“Assalamualaikum,”
“Wa alaikum salam” jawab saya.
“Bagaimana Mas Haris, bisa memenuhi undangan Bapak Presiden?”
“Maaf, ini siapa ya?”
“Saya Bambang, sekretaris kepresidenan. Saya harus memastikan apakah Mas Haris bisa datang atas undangan makan malam dari Bapak Presiden atau tidak. Soalnya, jika Mas Haris tidak bisa, saya harus mengatur ulang jadwal.”
“Bisa..bisa..BISA! ” sahut saya spontan tanpa berpikir panjang.
“Ya sudah, terima kasih!”

Telepon dimatikan.

Saya meninggalkan sarapan saya yang belum habis. Cepat-cepat saya cuci tangan, lalu menghampiri lagi surat yang tergeletak di meja makan. Setelah menggosok-gosokkan tangan saya yang masih basah di kaos, saya pungut surat tadi. Dengan hati-hati saya buka dan saya baca.

Undangan makan malam dari presiden di Istana Negara Jakarta 

Wow! Ini aneh.  Undangan makan malam dari presiden ini adalah yang pertama kali dan mungkin akan selamanya menjadi yang pertama.

Halo pembaca, saya mendapat undangan makan malam dari Presiden. Apakah kalian juga pernah? Apa ini sungguhan atau mungkin penipuan seperti yang saya duga sebelumnya? 

Lanjut ke Bertemu Teman 'Kaca Cermin'

0 Comments